LINGKUNGAN PENDIDIKAN DAN IMPLIMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
RESUME
LINGKUNGAN PENDIDIKAN DAN IMPLIMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
Dosen
Pengampu : Profesor, Dr. Hj.
Rohana, SPd,M.Pd
Mata
Kuliah : Pengantar pendidikan
Nama :
Muh.Ansar
NIM :
210407511009
Kelas : BC21.1
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2021
LINGKUNGAN
PENDIDIKAN DAN IMPLIMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
A. Lingkungan pendidikan
1. Pengertian
lingkungan Pendidikan
Lingkungan
pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan
tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan
sosial.
2.
Jenis-jenis lingkungan
Pendidikan
a.
Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan
yang pertama dan utama karena manusia pertama kalinya memperoleh pendidikan di
lingkungan ini sebelum mengenal lingkungan yang lain. Selain itu manusia
mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan.
Pendidikan keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1) Pendidikan
Prenatal (pendidikan dalam kandungan)
2) Pendidikan
Postnatal (pendidikan setelah lahir)
Dasar tanggung jawab keluarga terhadap
pendidikan meliputi:
1)
Motivasi cinta kasih yang
menjiwai hubungan orangtua dengan peserta didiknya.
2) Motivasi
kewajiban moral orangtua terhadap peserta didik.
3) Tanggung
jawab sosial sebagai bagian dari keluarga.
4) Pendidikan
keluarga berfungsi:
·
Sebagai pengalaman
pertama masa kpeserta didik-kpeserta didik
·
Menjamin kehidupan
emosional peserta didik
·
Menanamkan dasar
pendidikan moral
·
Memberikan dasar
pendidikan sosial.
·
Meletakkan dasar-dasar
pendidikan agama bagi peserta didik-peserta didik.
b.
Lingkungan sekolah
Sekolah
bertanggung jawab atas pendidikan peserta didik-peserta didik selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga
terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
1)
Sekolah membantu orang
tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti
yang baik.
2)
Sekolah memberikan
pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat
diberikan di rumah.
3)
Sekolah melatih peserta
didik-peserta didik memperoleh kecakapankecakapan seperti membaca, menulis,
berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan
dan pengetahuan.
4) Sekolah
melatih peserta didik-peserta didik memperoleh kecakapankecakapan seperti
membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya
mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
·
Pengajaran yang mendidik.
·
Peningkatan dan
pemantapan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan (BP) di sekolah.
·
Pengembangan perpustakaan
sekolah menjadi suatu pusat/sumber belajar (PSB).
Dasar
tanggung jawab sekolah akan pendidikan meliputi:
·
Tanggung jawab formal
kelembagaan
·
Tanggung jawab keilmuan
·
Tanggung jawab fungsional
3. Fungsi
lingkungan Pendidikan
Secara
umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Penataan lingkungan pendidikan itu terutama dimaksudkan agar proses pendidikan
dapat berkembang secara efisien dan efektif.
Fungsi
Lingkungan Pendidikan dalam individu dan kelompoknya antara lain:
a.
Fungsi untuk mengajar
berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.
b.
Fungsi untuk
memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
c.
Fungsi untuk menguatkan
sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa.
d.
Fungsi untuk memberikan
kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari pengaruh
kekuatan otoritas.
e.
Fungsi untuk memberikan
pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip persamaan
hak.
f.
Fungsi untuk memberikan
pengetahuan yang tidak bisa di berikan oleh keluarga secara memuaskan
(pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, musik, jenis tingkah laku tertentu,
dan lain-lain).
g.
Fungsi untuk memperluas
cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi orang yang lebih kompleks.
4.
Tripusat (keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat)
a.
Keluarga
Pendidikan
keluarga berfungsi:
·
Sebagai pengalaman
pertama masa kpeserta didik-kpeserta didik.
·
Menjamin kehidupan
emosional peserta didik.
·
Menanamkan dasar
pendidikan moral.
·
Memberikan dasar
pendidikan sosial.
·
Meletakkan dasar-dasar
pendidikan agama bagi peserta didik-peserta didik.
b.
Sekolah
sumbangan
sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut:
·
Sekolah membantu orang
tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang
baik.
·
Sekolah memberikan
pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat
diberikan di rumah.
·
Sekolah melaqtih peserta didik-peserta didik
memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar
serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
·
Di sekolah diberikan
pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan
sebagainya.
c.
Masyarakat
1)
Kaitan antara masyarakat
dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga sisi, yaitu:
·
Masyarakat sebagai
penyelenggara pendidikan.
·
Lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat.
·
Dalam masyarakat tersedia
berbagai sumber belajar baik yang dirancang (by design),maupun yang
dimanfaatkan (utility).
2)
Paling sedikit dapat
dibedakan menjadi enam tipe sosial-budaya sebagai berikut:
·
Tipe masyarakat
berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhana.
·
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok
tanam di ladang atau sawah dengan tanaman pokok padi.
·
Tipe masyarakat pedesaan
berdasarkan sistem bercocok tanam di ladang atau sawah.
·
Tipe masyarakat pedesaan
berdasarkan sistem bercocok tanam di sawah dengan tanaman pokok padi.
·
Tipe masyarakat
perkotaan.
·
Tipe masyarakat
metropolitan.
3)
Kelompok teman sebaya
mempunyai fungsi terhadap anggotanya antara lain:
·
Mengajar berhubungan dan
menyesuaikan diri dengan orang lain.
·
Memperkenalkan kehidupan
masyarakat yang lebih luas.
·
Menguatkan sebagian dari
nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa.
·
Memberikan kepada
anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari pengaruh kekuatan
otoritas.
·
Memberikan pengalaman
untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip persamaan hak.
·
Memberikan pengetahuan
yang tidak bisa dibrikan oleh keluarga secara memuaskan (pengetahuan mengenai
cita rasa berpakaian, musik, jenis tingkah laku tertentu, dan lain-lain).
·
Memperluas cakrawala
pengalaman peserta didik, sehingga ia menjadi orang yang lebih kompleks.
4)
Dengan demikian
organisasi tersebut menyediakan program pendidikan bagi peserta didik-peserta
didiknya, yakni:
·
Mengajarkan keyakinan
serta praktik-praktik keagamaan dengan cara memberikan pengalaman-pengalaman
yang menyenangkan bagi mereka
·
Mengajarkan bagi mereka
tingkah laku dan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan keyakinan-keyakinan
agamanya
·
Memberikan model-model
bagi perkembangan watak
5)
Ada 5 pranata sosial
(social institutions) yang terdapat di dalam lingkungan sosial yaitu:
·
pranata pendidikan,
bertugas dalam upaya sosialisasi
·
pranata ekonomi, bertugas
mengatur upaya pemenuhan kemakmuran
·
pranata politik, bertugas
menciptakan integritas dan stabilitas masyarakat
·
Pranata teknologi,
bertugas menciptakan teknik untuk mempermudah manusia
·
Pranata moral dan etika,
bertugas mengurusi nilai dan penyikapan dalam pergaulan masyarakat.
5.
Pengaruh Timbal Balik
antara Tripusat Pendidikan Terhadap Perkembangan Peserta Didik.
a.
Setiap pusat pendidikan
dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan
pendidikan, yakni:
·
Pembimbingan dalam upaya
pemantapan pribadi yang berbudaya.
·
Pengajaran dalam upaya
penguasaan pengetahuan.
·
Pelatihan dalam upaya
pemahiran keterampilan.
b.
Muatan lokal dapat
dikategorikan dalam dua kelompok, sebagai berikut:
a.
Tujuan-tujuan yang segera
dapat dicapai, yakni:
·
Bahan pengajaran lebih
mudah diserap oleh peserta didik.
·
Sumber belajar di daerah
dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.
·
Peserta didik dapat
menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah yangditemukan di sekitarnya.
·
Peserta didik lebih
mengenal kondisi alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya yang terdapat
di daerahnya.
b.
Tujuan-tujuan yang
memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapainya yakni:
·
Peserta didik dapat
meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya.
·
Peserta didik diharapkan
dapat menolong orangtuanya dan menolong dirinya sendiri dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidupnya.
·
Peserta didik menjadi
akrab dengan lingkungannya dan terhindar dari keterasingan terhadap
lingkungannya sendiri.
6.
Fungsi Lingkungan
Pendidikan Terhadap Proses Pendidikan Manusia
Setiap
pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga
kegiatan pendidikan, yakni:
a.
Pembimbingan dalam upaya
pemantapan pribadi yang berbudaya
b.
Pengajaran dalam upaya
penguasaan pengetahuan
c.
Pelatihan dalam upaya
pemahiran keterampilan.
B.
Implementasi Penguatan
Pendidikan Karakter
1.
PPK Berbasis Kelas
Langkah-langkah
menerapkan PPK melalui pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum, dapat
dilaksanakan dengan cara:
a.
melakukan analisis KD
melalui identifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam materi pembelajaran.
b.
mendesain RPP yang memuat
fokus penguatan karakter dengan memilih metode pembelajaran dan pengelolaan
(manajemen) kelas yang relevan.
c.
melaksanakan pembelajaran
sesuai skenario dalam RPP.
d.
melaksanakan penilaian
otentik atas pembelajaran yang dilakukan.
2.
Pelaksanakan penilaian
otentik atas pembelajaran yang harus dilakukan:
a.
Melakukan refleksi dan
evaluasi terhadap keseluruhan proses pembelajaran.
b.
PPK Melalui Manajemen
kelas Manajemen kelas (pengelolaan kelas) adalah momen pendidikan yang
menempatkan para guru sebagai individu yang berwenang dan memiliki otonomi
dalam proses pembelajaran untuk mengarahkan, membangun kultur pembelajaran,
mengevaluasi dan mengajak seluruh komunitas kelas membuat komitmen bersama agar
proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan berhasil.
c.
PPK Melalui Pilihan dan
Penggunaan Metode Pembelajaran Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam
kurikulum dilakukan melalui pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran
yang tepat.
3.
Beberapa metode
pembelajaran yang dapat dipilih guru secara kontekstual, antara lain:
a.
metode pembelajaran
saintifik (scientific Llearning), sebagai metode pembelajaran yang didasarkan
pada proses keilmuan dengan langkah kegiatan mulai dari merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik
simpulan.
b.
metode inquiry/discovery
learning, yaitu penelitian/penyingkapan. Dalam Webster’s Collegiate Dictionary
inquiry didefinisikan sebagai “bertanya tentang” atau “mencari informasi dengan
cara bertanya”, sedangkan dalam kamus American Heritage, discovery disebut
Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebagai “tindakan menemukan”, atau “sesuatu yang ditemukan lewat
suatu tindakan”.
c.
metode pembelajaran
berbasis masalah (problem-based learning),yaitu metode pembelajaran yang
memfokuskan pada identifikasi serta pemecahan masalah nyata, praktis,
kontekstual,berbentuk masalah yang strukturnya tidak jelas atau belum jelas
solusinya(ill-structured) atau open ended yang ada dalam kehidupan siswa
sebagai titik sentral kajian untuk dipecahkan melalui prosedur ilmiah dalam
pembelajaran, yang kegiatannya biasanya dilaksanakan secara berkelompok.
d.
metode pembelajaran berbasis
proyek (project-based learning), yaitu pembelajaran yang menggunakan proyek
sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada
aktivitas-aktivitas siswa untuk menghasilkan produk dengan menerapkan
keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan
produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.
e.
metode pembelajaran
kooperatif (cooperative learning),yaitu suatu model pembelajaran di mana siswa
belajar dalam kelompok-kelompok kecil (umumnya terdiri dari 4-5 orang siswa)
dengan keanggotaan yang heterogen (tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan
suku/ras berbeda). Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling
bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.
f.
metode pembelajaran
berbasis teks (text-based instruction/genrebased instruction), yaitu
pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan siswa untuk menyusun teks. Metode
pembelajaran ini mendasarkan diri pada pemodelan teks dan analisis terhadap
fiturfiturnya secara eksplisit serta fokus pada hubungan antara teks dan
konteks penggunaannya.
4.
Strategi pelaksanaan
metode
a.
pembelajaran kolaboratif
(collaborative learning) Melalui pembelajaran ini, peserta didik berlatih
bagaimana bekerja sama dengan orang lain untuk menyelesaikan sebuah proyek
bersama.
b.
presentasi Peserta didik
diminta untuk mempresentasikan hasil pemikiran, tulisan, dan kajiannya di depan
kelas.
c.
diskusi Dalam
pembelajaran, peserta didik perlu dilibatkan secara aktif bersama
teman-temannya secara berkelompok, berintegrasi secara verbal, saling bertukar
pikiran dan informasi, saling mempertahankan pendapat, mengajukan usulan dan
gagasan yang lebih baik, serta Bersama-sama memecahkan masalah tertentu dalam pembelajaran.
d.
debat Peserta didik perlu
diberi kesempatan untuk beradu argumentasi dalam sebuah perdebatan yang
topiknya dipilih secara aktual dan kontekstual, agar mereka dapat
mempertahankan argumentasinya secara logis, rasional, dengan bahasa yang komunikatif
dan memikat perhatian pendengar (audiens).
e.
pemanfaatanTIK Dalam
pembelajaran, peserta didik dapat memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dalam rangka menyelesaikan tugas- Konsep dan Pedoman Penguatan
Pendidikan Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tugas sekolah.
5.
Langkah-langkah
pelaksanaan PPK berbasis budaya sekolah, antara lain dapat dilaksanakan dengan
cara:
a.
Menentukan Nilai Utama
PPK Sekolah memulai program PPK dengan melakukan asesmen awal.
b.Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan pembentukan dan penguatan karakter di lingkungan
mereka.
C.
Konsep Dasar Pendidikan
Karakter
1.
Pengertian Pendidikan
karakter
Pendidikan
adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik
individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan yang bisa digunakan untuk mengubah dunia.
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk memperoleh ilmu.
2.
Tujuan Pendidikan
Karakter
Secara
operasional tujuan pendidikan karakter dalam setting sekolah sebagai berikut:
a.
Menguatkan dan
mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga
menjadi kepribadian kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai
yang dikembangkan.
b.
Mengoreksi perilaku
peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh
sekolah. Tujuan ini memiliki makna bahwa tujuan pendidikan karakter memiliki
sasaran untuk meluruskan berbagai perilaku negatif anak menjadi positif.
c.
Membangun koneksi yang
harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab karakter
bersama.
3.
Nilai-nilai dalam
Pendidikan Karakter
Nilai-nilai
dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah:
a.
Religius
b.
Jujur
c.
Disiplin
d.
Kerja Keras
e.
Kreatif Berpikir
f.
Mandiri
g.
Demokratis
h.
Rasa Ingin Tahu
i.
Semangat Kebangsaan
j.
Cinta Tanah Air
k.
Menghargai Prestasi
l.
Bersahabat/Komunikatif
m.
Cinta Damai
n.
Gemar Membaca
o.
Peduli Lingkungan
p.
Peduli Sosial
q.
Tanggung Jawab
4.
Urgensi Pendidikan
Karakter
Pendididkan
karakter sangatlah penting karena karakter akan menunjukkan siapa kita
sebenarnya, karakter akan menentukan bagaimana seseorang membuat keputusan,
karakter menentukan sikap, perkataan dan perbuatan seseorang. Berdasar dari
beberapa sumber mengenai pentingnya pendidikan karakter di atas, sejatinya
memberikan motivasi serta pencerahan bagi pemerintah, para pendidik, insan
akademik serta stakeholder pendidikan pada umumnya untuk segera sadar dan
bangkit berupaya mencari solusi agar pendidikan karakter ini dapat
diimplementasikan dengan segera di sekolah/ madrasah dan juga di rumah. Seluruh
warga Indonesia harus segera menyelamatkan diri dengan mencetak sumber daya
manusia yang berkarakter unggul sesuai dengan nilai-nilai agama, budaya dan
falsafah bangsa.
5.
Paradigma Pendidikan
Karakter
Dalam
prosesnya, pendidikan karakter hendaknya mampu: (1) mengembangkan unsur-unsur
karakter Ngerti, Ngroso, Nglakoni dengan praktik pendidikan yang mementingkan
tumbuhnya kesadaran diri (tidak mekanik); (2) menggunakan pendekatan
komprehensif dan holistik, dengan prinsip-prinsip ing ngarso sung tulodo, ing
madyo mangun karso, dan tut wuri handayani. Pembelajaran nilai dalam rangka
pendidikan karakter dapat terintegrasi melalui berbagai macam (dunia nilai/mata
pelajaran) maupun melalui berbagai program dan budaya sekolah yang kondusif
mampu menghadirkan (menginternalisasikan) nilai-nilai pada diri peserta didik.
D.
PKK
1.
Prinsip-Prinsip
Pengembangan dan Implementasi PPK
Gerakan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dikembangkan dan dilaksanakan dengan
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.
Prinsip 1 – Nilai-nilai
Moral Universal Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal
yang prinsip-prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari berbagai
macam latar belakang agama, keyakinan, kepercayaan, sosial, dan budaya.
b.
Prinsip 2 – Holistik
Gerakan PPK dilaksanakansecara holistik, dalam arti pengembangan fisik (olah
raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan spiritual
(olah hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada
pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan
komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan.
c.
Prinsip 3 – Terintegrasi
Gerakan PPK sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional terutama pendidikan
dasar dan menengah dikembangkan dan dilaksanakan dengan memadukan,
menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan
program tempelan dan tambahan dalam proses pelaksanaan pendidikan.
d.
Prinsip 4 – Partisipatif
Gerakan PPK dilakukan dengan mengikutsertakan dan melibatkan publik
seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan sebagai pelaksana
Gerakan PPK.
e.
Prinsip 5 – Kearifan
Lokal Gerakan PPK bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang
demikian beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi. Gerakan PPK harus
bisa mengembangkan dan memperkuat kearifan lokal nusantara agar dapat
berkembang dan berdaulat sehingga dapat memberi indentitas dan jati diri
peserta didik sebagai bangsa Indonesia.
f.
Prinsip 6 – Kecakapan
Abad XXI Gerakan PPK mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk hidup pada abad XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis
(critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan
berkomunikasi (communication skill), termasuk penguasaan bahasa internasional,
dan kerja sama dalam pembelajaran (collaborative learning).
g.
Prinsip 7 – Adil dan
Inklusif Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip
keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan perbedaan
(inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat manusia.
h.
Prinsip 8 - Selaras
dengan PerkembanganPeserta Didik Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan
selaras dengan perkembangan peserta didik baik perkembangan biologis,
psikologis, maupun sosial, agar tingkat kecocokan dan keberterimaannya tinggi
dan maksimal. Dalam hubungan ini kebutuhan-kebutuhan perkembangan peserta didik
perlu memperoleh perhatian intensif.
i.
Prinsip 9 – Terukur
Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan prinsip keterukuran agar
dapat dimati dan diketahui proses dan hasilnya secara objektif.
2.
Fokus Gerakan PPK
a.
Gerakan PPK berfokus pada
struktur yang sudah ada dalam sistem pendidikan nasional. Terdapat tiga
struktur yang dapat digunakan sebagai wahana, jalur, dan medium untuk
memperkuat pendidikan karakter bangsa, yaitu:
·
Pertama, Struktur
Program, antara lain jenjang dan kelas, ekosistem sekolah, penguatan kapasitas
guru.
·
Kedua, Struktur Kurikulum, antara lain
kegiatan pembentukan karakter yang terintegrasi dalam
pembelajaran(intrakurikuler), kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
·
Ketiga, Struktur
Kegiatan, antara lainberbagai program dan kegiatan yang mampu mensinergikan empat
dimensi pengolahan karakter dari Ki Hadjar Dewantara (olah raga, olah pikir,
olah rasa, dan olah hati).
3.
Basis Gerakan PPK
Gerakan
PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan
mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya
sekolah, dan masyarakat/ komunitas (Albertus, 2015).
a.
Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis
b.
Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Budaya Sekolah
c.
Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Masyarakat
4.
Tujuan PPK Gerakan Penguatan
Pendidikan Karakter
Memiliki
tujuan sebagai berikut:
a.
Mengembangkan platform
pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter sebagai jiwa atau
generator utama penyelenggaraan pendidikan.
b.
Membangun dan membekali
Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan
keterampilan abad 21.
c.
Mengembalikan pendidikan
karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik
dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan
olah raga (kinestetik).
d.
Merevitalisasi dan memperkuat kapasitas
ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa, pengawas, dan komite
sekolah) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter.
e.
Membangun jejaring
pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumbersumber belajar di dalam dan di luar
sekolah.
f.
Melestarikan kebudayaan
dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM).
Pertanyaan soal pilihan
ganda dan esai
a.
Pilihan ganda
Berilah tanda silang (x)
pada jawaban yang anda anggapa benar!!!
1. Lingkungan
pendidkan juga bisa diartikan sebagai….
a. Lingkungan
adaptasi siswa dalam belajar
b. Faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek Pendidikan
c. Faktor
lingkungan yang berperan dalam perkembangan pelajar
d. Lingkungan
belajar mengajar
2. Dibawah
ini yang bukan merupakan fungsi dari Pendidikan keluarga adalah….
a. Sebagai
pengalaman pertama masa kpeserta didik-kpeserta didik
b. Memberikan
dasar pendidikan sosial
c. Memberi
pemahaman tentang beradaptasi di masyarakat
d. Menanamkan
dasar pendidikan moral
3. Apa
fungsi utama adanya dari lingkungan belajar….
a. Membuat
peserta didik selalu mendapatkan pembelajran
b. Membuat
peserta didik tetap dalam lingkungan pembelajaran
c. Membantu
pesera didik dan pengajar untuk mencapai tujuan pendidikan
d. Membantu
peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya
4. Salah
satu contoh di bawah ini PPK (Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter) yang
berbasis masyarakat adalah….
a. Memperkuat
peranan Komite Sekolah dan orang tua sebagai pemangku kepentingan utama
pendidikan.
b. Menonjolkan
keteladanan orang dewasa di lingkungan Pendidikan
c. Menekankan
pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian sekolah.
d. Mengembangkan
muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.
5. Dibawah
yang bukan fungsi dari lingkungan Pendidikan dalam individu dan kelompoknya
adalah…
a. Fungsi
untuk menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat orang dewasa.
b. Fungsi
untuk memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas.
c. Fungsi
untuk mempertebal iman dan mental dalam menghadapi setiap situasi
d. Fungsi
untuk memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi orang yang
lebih kompleks.
6. Apa
saja yang termasuk tripusat Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara….
a. Lingkungan
kelas, lingkungan rumah dan lingkungan sekolah
b. Lingkungan
masyarakat, lingkungan keluarga dan lingkungan kelas
c. Lingkungan
keluarga, lingkungan rumah dan lingkungan masyarakat
d. Lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat
7. Salah
satu kegiatan pada lingkungan Pendidikan di lingkungan masyarakat adalah…
a. Kerja
bakti
b. Bermain
dengan teman sebaya
c. Berkumpul
dan bercengrama
d. Mengerjakan
tugas secara berkelompok
8. Metode
pembelajaran yang memfokuskan pada identifikasi serta pemecahan masalah nyata,
praktis, kontekstual,berbentuk masalah yang strukturnya tidak jelas atau belum
jelas solusinya(ill-structured) atau open ended yang ada dalam kehidupan siswa
sebagai titik sentral kajian untuk dipecahkan melalui prosedur ilmiah dalam
pembelajaran, yang kegiatannya biasanya dilaksanakan secara berkelompok,
merupakan metode…..
a. Metode
inquiry/discovery learning
b. Metode
problem-based learning
c. Metode
project-based learning
d. Metode
text-based instruction/genrebased instruction
9. Sikap
dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna
bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Nilai-nilai yang di maksud dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah….
a. Bersahabat/Komunikati
b. Tanggung
Jawab
c. Semangat
Kebangsaan
d. Menghargai
Prestasi
10. Menguatkan
dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu
sehingga menjadi kepribadian kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana
nilai-nilai yang dikembangkan. Tujuannya adalah memfasilitasi penguatan dan
pengembangan nilanilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik
pada saat masih sekolah maupun setelah lulus hal ini merupakan tujuan dari….
a. Bimbingan
karakter dalam seting masyarakat
b. Bimbingan
konseling pada siswa
c. Pendidikan
karakter dalam setting sekolah
d. Pembinaan
karakter pada peserta didik
b.
Esai
Jawablah
pertanyaan di bawah ini
1. Tuliskan
pengertian dari lingkungan Pendidikan!
2. Apa
fungsi utama lingkungan Pendidikan bagi peserta didik?
3. Menurut
Ki Hajar Dewantara lingkungan pendidikan meliputi lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat Pendidikan,
jelaskan masing-masing dari tripusat yang di maksud!
4. Berikan
pendapat anda tentang seberapa penting penguatan Pendidikan karakter (PPK) bagi
peserta didik!
5. Tuliskan
dan jelaskan nilai-nilai
dalam pendidikan karakter menurut Diknas!
6. Tuliskan dan jelaskan yang di
maksud dengan nilai-nilai moral universal, terintegrasi, adil dan Inklusif, dan
holistic pada prinsip-prinsip upaya di kembangkannya Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK)!
7. Tuliskan
apa saja program penguatan Pendidikan karakter (PPK) dan berikan contoh pembiasaan 5 nilai
utama penguatan pendidikan karakter (PPK) yang bisa diterapkan di sekolah!
8. Apa
saja tujuan dari program penguatan Pendidikan karakter (PPK)?
9. Tuliskan
landasan hukum bahwa tujuan Pendidikan nasional adalah mengembangkan dan membentuk watak!
10. Menurut
anda apa fungsi dari pemberian hukuman pada peserta didik?
c. Kunci jawaban
a) Pilihan
ganda
1. B
2. C
3. D
4. A
5. C
6. D
7. A
8. B
9. A
10. C
b) Esai
1. Lingkungan
pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan
tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan
sosial.
2. Secara
umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan
yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
3. Tripusat
·
Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan
tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh peserta didik
serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab
memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik peserta didik agar tumbuh dan
berkembang dengan baik.
·
Sekolah
Di sekolah, di bawah asuhan guru-guru,
peserta didik-peserta didik memperoleh pengajaran dan pendidikan. Peserta didik-peserta
didik belajar berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan, yang akan dijadikan
bekal untuk kehidupannya nanti di masyarakat. Memberikan bekal ilmu pengetahuan
dan ketrampilan kepada peserta didik untuk kehidupannya nanti. Inilah
sebenarnya tugas utama dari sekolah.
·
Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat
merupakan lingkungan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami
dalam masyarakat ini, telah mulai ketika peserta didik-peserta didik untuk
beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari
pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut
tampaknya lebih luas.
4. Menurut
saya penguatan Pendidikan karakter sangat penting bagi peserta didik karena
dengan hal tersebut memberikan
dampak positif terhadap perkembangan emosional, spiritual, dan kepribadian.
Oleh karena itu, pendidikan karakter berperan penting pada
bagaimana anak bersikap dan menjalani kehidupan mereka.
5. nilai-nilai dalam pendidikan
karakter menurut Diknas antara lain:
a. Religius Sikap dan perilaku yang
patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b. Jujur Perilaku yang didasarkan pada
upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c. Toleransi Sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain yang berbeda dari dirinya.
6. Prinsip-prinsip
a. Gerakan PPK berfokus pada penguatan
nilai-nilai moral universal yang prinsip-prinsipnya dapat didukung oleh segenap
individu dari berbagai macam latar belakang agama, keyakinan, kepercayaan,
sosial, dan budaya.
b. Gerakan PPK sebagai poros
pelaksanaan pendidikan nasional terutama pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan dan dilaksanakan dengan memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan
berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan program tempelan dan tambahan dalam
proses pelaksanaan pendidikan.
c. Gerakan PPK dikembangkan dan
dilaksanakan berdasarkan prinsip keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian,
menghargai kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan
martabat manusia.
d. Gerakan PPK dilaksanakansecara
holistik, dalam arti pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir),
estetika (olah rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara
utuh-menyeluruh dan serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah
maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan
pendidikan.
7. Penguatan
pendidikan karakter (PPK) yang bisa diterapkan di sekolah yaitu religiositas,
nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas sedangkan contoh nilai-nilai
yang bisa di terapkan di sekolah antara lain:
a. Religiositas
·
Guru dan siswa berdoa sekurang-kurangnya pada awal jam
pelajaran pertama dan setelah jam pelajaran terakhir.
·
Warga sekolah terlibat aktif secara
gotong royong dalam menyiapkan kelengkapan/sarana ibadah, tanpa memandang
perbedaan agama dan kepercayaannya.
b.
Nasionalisme
·
Kepala
sekolah menerapkan kebijakan mengenakan pakaian khas daerah bagi semua warga
sekolah pada hari-hari tertentu.
·
Guru
menugaskan setiap siswa untuk membaca dan membuat ringkasan serta
mempresentasikan dari minimal satu biografi pahlawan nasional sesuai dengan
tema/kompetensi dasar yang relevan.
c.
Kemandirian
·
Guru
menugaskan setiap siswa untuk membaca dan membuat ringkasan serta
mempresentasikan dari minimal satu biografi pahlawan nasional sesuai dengan
tema/kompetensi dasar yang relevan.
·
Sekolah
melaksanakan berbagai jenis lomba antarkelas, misalnya lomba
kedisiplinan/kebersihan/ literasi (membaca, majalah dinding, kelas kaya teks,
pojok baca di kelas) yang dinilai oleh pihak sekolah selama 1 semester.
d.
Gotong
royong
·
Guru
melaksanakan pembelajaran dengan menekankan prinsip Collaborative Learning
dengan pemberian metode yang relevan.
·
Sekolah
melaksanakan gerakan Jumat bersih.
e. Integritas
·
Sekolah
menerapkan peraturan bahwa setiap siswa punya kewajiban melaksanakan piket
kebersihan kelas paling sedikit sekali dalam seminggu.
·
Sekolah
menerapkan peraturan bahwa setiap siswa punya kewajiban melaksanakan piket
kebersihan kelas paling sedikit sekali dalam seminggu.
8.
Tujuan
PPK
a.
Mengembangkan
platform pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter sebagai
jiwa atau generator utama penyelenggaraan pendidikan.
b.
Membangun
dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika perubahan di
masa depan dengan keterampilan abad 21.
c.
Mengembalikan
pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah
hati (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan
numerasi), dan olah raga (kinestetik).
d.
Merevitalisasi
dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa,
pengawas, dan komite sekolah) untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan
karakter.
e.
Membangun
jejaring pelibatan masyarakat (publik) sebagai sumbersumber belajar di dalam
dan di luar sekolah.
f.
Melestarikan
kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional
Revolusi Mental (GNRM).
9.
Pasal
3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003
10. Menurut saya tujuan dan fungsi dari
pemberian hukuman adalah agar jangan sampai terjadi pengulangan terhadap
tindakan yang salah dan agar membantu terbentuknya self control yang akhirnya
akan terbentuk disiplin.
Komentar
Posting Komentar